BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Ujian nasional
2013 menimbulkan banyak permasalahan dalam pelaksanaannya. Bahkan tiada hari
tanpa masalah, dan sepertinya pantas kalau ujian nasional dikatakan kacau
balau. Betapa tidak karut marut ini mulai terjadi sejak proses pengandaan
naskah soal, pendistribusian naskah soal, sampai pada pengerjaan oleh siswa
peserta ujian di kelas. Bahkan akan sampai pada pemeriksaan atau proses
pemindaian hasil ujian pada LJUN.
Proses
penggandaan bermasalah dengan terlambatnya penyelesaian dari pihak percetakan
untuk 11 propinsi yakni pada wilayah bagian tengah Indonesia. Untuk masalah ini
terjadi saling tuding dari pihak percetakan, Kemdikbud, BSNP, dan pengawas
perguruan tinggi. Namun pak Menteri Dikbud (Prof. M. Nuh) menyatakan orang yang
paling bertanggung jawab terhadap problem UN 2013, meski enggan mundur karena
hal itu.
Mengatasi
problem pendistribusian soal ke pelosok daerah, terpaksa presiden turun tangan
menginstruksikan TNI dan Polri untuk mengerahkan segala kemampuan untuk
membantu distribusi soal. Tak tanggung-tanggung TNI melibatkan pesawat hercules
dan foker untuk mengangkut soal ke 11 propinsi tujuan, bahkan sampai disertai
dengan pengawalan Pak Wamendikbud. Sedangkan polri terlibat langsung dalam
pengawalan naskah soal sampai ke kabupaten. Namun karena persebaran sekolah
yang beragam, maka sekolah yang terletak jauh di pelosok atau terpencil menjadi
tambah terlambat. Bahkan beberapa sekolah di Luwu Sulawesi Selatan (Bastem) dan
di Kolaka Utara harus mengerjakan soal ujian pada malam hari dengan penerangan
lampu minyak.
Ketika
pengerjaan soal berlangsung ternyata masih banyak pula masalah yang di alami
oleh siswa dan panitia penyelenggara sekolah. Beberapa sekolah tidak
mendapatkan jatah soal UN, Soal tidak cukup untuk semua peserta, dan kertas
LJUN yang tipis sehingga mudah sobek. Ketika naskah soal tidak tersedia
dan/atau soal tidak cukup, panitia terpaksa berinisiatif untuk mengadakan
naskha soal dan LJUN dengan memfoto kopi sendiri untuk sejumlah siswa di sekolahnya.
Problem naskah
soal dan LJUN yang foto copy-an ini lah yang akan menimbulkan masalah lanjutan
pada proses pemeriksaan hasil ujian. LJUN foto copy-an hanya berupa LJUN
sementara, dan petugas teknis harus memindahkan data dan jawaban siswa pada
LJUN sementara ke LJUN komputer yang semestinya. LJUN komputer/LJK yang
digunakan harus disesuaikan dengan barcode soal yang digunakan siswa
dalam UN. Oleh karena itu, prosesnya akan butuh waktu lebih lama atau yang
lebih mudah dilakukan dengan cara manual.
Sebagaimana
telah ditetapkan oleh BSNP bahwa untuk menjaga keotentikan hasil ujian
nasional, maka naskah soal dan LJUN memiliki barcode yang sama. LJUN-pun
menyatu dengan naskah soal. Ketika siswa hendak mengerjakan ujian, terlebih
dahulu harus memisahkan LJUN dari naskah soal agar tidak kusut atau rusak.
Namun sebuah kasus kecerbohan pengawas terjadi pada sebuah sekolah
penyelenggara ujian nasional. Kasusnya terjadi di SMAN 1 Towuti Kabupaten Luwu
timur Sulawesi selatan, di mana guru pengawas ruang ujian memisahkan naskah
soal dan LJUN sebelum dibagikan ke siswa. LJUN lalu dibagi secara acak dalam
satu ruangan.
Problemnya
ketika membagi soal, guru pengawas kebingungan berdua dalam ruangan ujian.
Mengetahui kasus ini, ketua panitia penyelenggara yang juga berperan sebagai
ketua subra dan kepala sekolah (Adam, S.Pd.) mengalami kepanikan. Beruntung
kelebihan soal dari ruangan ujian lain di sekolah itu, cukup untuk peserta
ujian di ruang bermasalah tadi.
Pro kontra dalam Ujian Nasional
terjadi disebabkan rasa kecewa masyarakat yang menilai pemerintah tidak
konsisten, karena dengan Ujian Nasional tetap dijadikan sebagai factor penentu
kelulusan siswa ketimbang sarana pemetaan standar mutu pendididkan di
Indonesia.
Dari tahun ke tahun standar kelulusan terus meningkat belum diimbangi dengan pemerataan fasilitas pendidikan di beberapa daerah secara tidak langsung membuat siswa mengalami kesulitan untuk memenuhi target yang ada. Sehingga tidak sedikit siswa terpaksa harus mengulang, disebabkan nilainya kurang memenuhi standar.
Dari tahun ke tahun standar kelulusan terus meningkat belum diimbangi dengan pemerataan fasilitas pendidikan di beberapa daerah secara tidak langsung membuat siswa mengalami kesulitan untuk memenuhi target yang ada. Sehingga tidak sedikit siswa terpaksa harus mengulang, disebabkan nilainya kurang memenuhi standar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka masalah yang terdapat pada makalah ini yaitu
sebagai berikut :
1. Asal
usul munculnya ujian nasional ?
2. Tujuan
penyelenggaraan ujian nasional ?
3. Apa
saja masalah yang terjadi padapelaksanaan ujian nasional tahun 2013 ini ?
4. Bagaimana
solusi masalah Ujian nasional tahun 2013 ini?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun
tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk mendeskripsikan seperti apa
problematika Ujian Nasional 2013.
Sedangkan
manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat
Teoritis
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat
sebagai bahan studi perbandingan dalam upaya peningkatan mutu ujian nasional yang
dianggap relevan, terutama terkait masalah problematika Ujian Nasional 2013.
2. Manfaat
Praktis
Makalah ini diharapkan dapat menambah
referensi dalam khazanah pengetahuan tentang ujian nasional bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umunya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Asal Usul Munculnya Ujian Nasional
Yang namanya
Ujian Nasional atau UN pasti semua orang baik dewasa sampai anak-anak tahu.
Namun mengenai sejarah panjang mengenai ujian untuk penentuan kelulusan peserta
didik pada setiap tingkatan mulai dari jaman perjuangan hingga sekarang tentu
tidak banyak yang mengetahui, terutama bagi mereka yang tidak mengalaminya.
Pada postingan kali ini saya ingin sedikit menceritakan tentang sejarah
perkembangan ujian di Indonesia dari awal hingga sekarang.
Pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah, sistem ujian nasional telah mengalami beberapa kali perubahan dan
penyempurnaan, perkembangan ujian nasional tersebut yaitu :
1. Periode sebelum tahun
1969
Pada periode ini, sistem ujian
akhir yang diterapkan disebut dengan Ujian Negara, berlaku untuk semua mata
pelajaran. bahkan ujian dan pelaksanaannya ditetapkan oleh pemerintah pusat dan
seragam untuk seluruh wilayah di Indonesia.
2. Periode 1972 – 1982
Pada tahun 1972 diterapkan
sistem Ujian Sekolah di mana setiap atau sekelompok sekolah menyelenggarakan ujian
akhir masing-masing. Soal dan hasil pemrosesan hasil ujian semuanya ditentukan
oleh masing-masing sekolah/ kelompok sekolah. Pemerintah pusat hanya menyusun
dan mengeluarkan pedoman yang bersifat umum. Untuk meningkatkan dan
mengendalikan mutu pendidikan serta diperolehnya nilai yang memiliki makna yang
“sama” dan dapat dibandingkan antar sekolah.
3. Periode 1982 – 2002
Pada tahun 1982 dilaksanakan
ujian akhir nasional yang dikenal dengan sebutan Evaluasi Belajar Tahap Akhir
Nasional (EBTANAS). dalam EBTANAS dikembangkan sejumlah perangkat soal yang
“pararel” untuk setiap mata pelajaran dan penggandaan soal dilakukan didaerah.
Pada EBTANAS kelulusan siswa ditentukan oleh kombinasi nilai semester I (P),
nilai semester II (Q) dan nilai EBTANAS murni (R)
4. Periode 2002-2004
Pada tahun 2002, EBTANAS diganti
dengan penilaian hasil belajar secara nasional dan kemudian berubah nama
menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN). Perbedaan yang menonjol antara UAN dengan
EBTANAS adalah dalam cara menentukan kelulusan siswa, terutama sejak tahun
2003. Untuk kelulusan siswa pada UAN ditentukan oleh nilai mata pelajaran
secara individual.
5. Periode 2005 –
sekarang
Mulai tahun 2005 untuk mendorong
tercapainya target wajib belajar pendidikan yang bermutu, pemerintah menyelenggarakan
Ujian Nasional (UN) untuk SMP/MTs/SMPLB dan SMA/SMK/MA/SMALB/SMKLB. Sedangkan
untuk mendorong tercapainya target wajib belajar pendidikan yang bermutu, mulai
tahun ajaran 2008/2009 pemerintah menyelenggarakan Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional (UASBN) untuk SD/MI/SDLB.
Demikian mengenai sejarah
perkembangan ujian yang dilakukan pada jenjang sekolah untuk tingkat dasar dan
menengah untuk menentukan apakah seorang peserta didik itu lulus ataukah tidak
dalam satu tingkatan pendidikan. Semoga saja dengan pelaksanaan Ujian Nasional
di tahun ini yang amburadul memberikan pemikiran yang baru agar ujian nasional
untuk tahun depan diubah kembali bentuknya.
2.2 Tujuan Penyelenggaraan Ujian Nasional
Tujuan
diadakan Ujian Nasional (UN) | Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
153/U/2003 Tentang Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2003/2004 bahwa tujuan
dan fungsi ujian nasional seperti yang tercantum dalam SK Mendiknas 153/U/2003
yaitu:
Tujuan Ujian Nasional (Pasal 2):
Tujuan Ujian Nasional (Pasal 2):
- Mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
- Mengukur mutu pendidikan di tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota, dan sekolah/madrasah.
- Mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan secara nasional, propinsi, kabupaten/kota, sekolah/madrasah, dan kepada masyarakat.
Mengacu
pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 77 tahun 2008 tanggal 5
Desember 2008 tentang Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
(SMA/MA) Tahun Pelajaran 2008/2009 tujuan Ujian Nasional (UN) adalah
untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.2
Masalah yang terjadi pada pelaksanaan Ujian Nasional 2013
Masalah yang terjadi pada
pelaksanaan ujian nasional 2013 yaitu sebagai berikut :
1. Percetakan salah perhitungan
Sebanyak
11 daerah terpaksa tidak bisa mengikuti ujian secara serentak. Menurut Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, penyebabnya karena satu dari enam perusahaan
percetakan yang mencetak soal-soal ujian belum menyelesaikan pekerjaan.
Perusahaan itu PT Ghalia Indonesia Printing.
Direktur
PT Ghalia, Hamzah Lukman mengakui masalah itu. Menurut dia, perusahaan
kewalahan karena dan salah perhitungan. Soal-soal sudah selesai dicetak, tetapi
perusahaan terlambat memasukkan soal ke kotak yang akan didistribusikan.
2. Ditribusi tidak merata
Ujian nasional seharusnya
dilakukan serentak di seluruh Indonesia. Namun tahun ini hal itu tidak bisa
dilakukan karena masalah teknis pada perusahaan percetakan. Karena satu dari enam
perusahaan percetakan yang mencetak soal UN belum memasukkan soal ke kotak,
maka distribusi soal terlambat dikirim ke daerah-daerah.
Daerah-daerah itu di antaranya
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
3. Jadwal ujian mundur
Rentetan persoalan itu berujung
pada penundaan pelaksanaan UN. Setidaknya siswa sekolah di 11 daerah wilayah
Indonesia Timur, seharusnya melaksanakan ujian serentak pada hari ini, Senin,
15 April, terpaksa ditunda hingga Selasa besok, 16 April 2013.
Masalah ini tentu membingungkan
siswa. Apalagi tidak semua siswa tahu ada penundaan jadwal ujian. Misalnya
siswa di Palu, Sulawesi Tengah. Mereka tetap hadir ke sekolah tepat waktu meski
UN tingkat SLTA diundur.kebanyakan siswa tidak mengetahui bahwa UN diundur
karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya.
4. Kekurangan soal
Kasus UN lebih menyedihkan lagi.
Bagaimana bisa, jumlah soal mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) kurang. Apalagi, kekurangan itu baru diketahui pada
saat pembagian soal di kelas.?
"Ada kekurangan lima sampul
soal, diperkirakan satu sampul berisi 20 soal, berarti ada sekitar 100 soal
yang kurang," kata Kepala Bidang Sekolah Menengah Atas pada Dinas
Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, Abdul Jamal, kepada Antara di Pekanbaru,
Senin (15/4).
Menurut Jamal, ternyata isi soal
tidak sesuai dengan jumlah yang tertera dalam sampul. Untuk mengantisipasi kendala
kekurangan soal yang cukup banyak itu, panitia terpaksa melakukan penggandaan.
"Kami terpaksa foto kopi
soal karena tidak ada solusi lain, dan itu diperbolehkan sesuai dengan petunjuk
dari perguruan tinggi yang mengawasi UN," katanya.
5. Lembar Jawaban Ujian Nasional Kurang
Selain Soal Ujian
Nasional kurang ternyata di Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan tengah
mengalami kekurangan LJUN saat pelaksanaan Ujian Nasional yang
berlangsung.Alangkah sedihnya nasib para siswa-siswi mereka yang kekurangan
LJUN itu.Terpaksa untuk menyikapi masalah tersebut pihak pengawas foto copi
LJUN karena tidak ada solusi lain.
2.3 Solusi Masalah Ujian Nasional 2013
Ujian
Nasional (UN) tahun 2013 saat ini masih sedang berlangsung dengan berbagai
permasalahan yang dihadapi. Tentu kurang adil jika hal kesalahan ini seluruhnya
ditumpahkan salah satu pihak saja. Secara logis kalau mau dipikir seharusnya
hal ini tidak perlu terjadi karena UN adalah kegiatan yg setiap dilaksanakan
secara rutin tiap tahun. Setiap tahun yang menjadi permasalahan utama adalah
masalah kebocoran soal/beredarnya kunci jawaban, dan masalah kelulusan.
Tetapi tahun ini masalah terbesar yang muncul adalah keterlambatan ujian akibat
cetak dan distribusi soal ke lokasi ujian, masalah kualitas lembar jawaban.
Karena masalah tersebut berbagai tanggapan muncul, namun saat ini 98% melihat
jeleknya saja, kegagalannya saja, hingga menghakimi Mendikbub.
Pemerintah
diminta menerapkan kebijakan 100 persen lulus kepada seluruh peserta ujian
nasional (UN) 2013 akibat karut-marutnya pelaksanaan UN Presiden harus meminta
Menteri Pendidikan mundur karena menteri tidak mau mengundurkan diri. Kalau
masih belum ada kesadaran, Presiden harus melakukan berbagai cara agar menteri
itu mundur, baik dengan cara terhormat atau tidak,” ujarnya. “Sebenarnya, kan
ini secara hukum sudah tidak bisa dilaksanakan UN, tapi tetap saja pemerintah
melakukan,” ujar Abduh saat diskusi Kisruh UN di DPD RI, Jakarta, Jumat
(19/4/2013).
Sebagai orang
yang terlibat langsung dalam dunia pendidikan mencoba belajar dan mengambil
hikmah dari masalah yg terjadi saat ini. Perencanaan yg baik, akan mendapatkan
hasil yg baik jika rencana tersebut dilaksanakan sebagaimana mestinya. Namun
dibalik rencana ada kondisi tertentu diluar kuasa dan pengendalian seseorang.
Apapun yg terjadi harus diterima sebagai kenyataan yang baik maupun yang buruk.
Kenyataan harus dihadapi, kita boleh bersedih krn masalah dihadapi tapi jangan
terlalu terlena dengan masalah tersebut apalagi sibuk mencari kambing ‘kambing
hitam’ atau menyalahkan orang lain. Saya berpikir lebih baik menyibukkan diri
mencari solusi dari masalah tersebut sesuai dengan kapasitas dan kemampuan
masing-masing.
Wacana SISTEM ONLINE merupakan
salah satu solusi untuk mengatasi MASALAH PELAKSANAAN UNBerikut ini beberapa
penjelasan dan alasan rasional menurut saya mengapa pelaksanaan UN menggunakan
sistem Online
A. Pandangan terhadap UN
Suatu proses
pembelajaran tidak lengkap jika tidak disertai dengan evaluasi. Hasil evaluasi
merupakan indikator keberhasilan terhadap pembelajaran terhadap pengajar dan
peserta didiknya. Hal ini berlaku pada suatu kelas pembelajaran, tingkat
sekolah, tingkat kabupaten/kota sampai tingkat nasional. Hasilnya
menggambarkan tingkatan yg diwakilinya. Saat ini evaluasi yg dilakukan secara
nasional untuk melihat ketercapaian pendidikan nasional adalah Ujian Nasional
(UN) dalam bentuk tes objektive. Saat ini pelaksanaannya pro kontra apalagi UN
dijadikan sebagai penentu kelulusan. Sy tdk bermaksud ikut berpolemik apakah UN
itu diperlukan atau tidak, sepanjang belum ada konsep yang lebih matang untuk
memantau pencapaian pendidikan secara nasional selain UN, maka UN itulah yg
terbaik.
B. Antara Waktu
Pelaksanaan & Soal UN
Sebagian
orang terjebak dengan istilah UN yang selalu didentikkan dengan satu satuan
waktu yg sama, atau serentak dilakukan diseluruh Indonesia. Menurut saya
tidak perlu sekaku itu, menurut pandangan saya salah satu alasan mengapapa
ujian itu dilaksanan serentak karena dikuatirkan terjadi kebocoran soal di
daerah tertentu yg dapat menyebar ke daerah lain, sehingga ujian itu tdk
objektif lagi. Masalah itu bisa diatasi dengan menyediakan jumlah paket soal
yang banyak dan benar-benar berbeda, bukan hanya posisi nomor soalnya yg
diacak, padahal redaksi soalnya sama. Tentu hal ini menjadi tantangan besar
untuk menyediakan soal bervariasi dengan jumlah banyak tetapi setara.
C. Distribusi Soal UN
Distribusi soal yg dilakukan
secara fisik dari pusat ke daerah merupakan salah satu kendala besar yang
dihadapi dan perlu biaya transportasi dan pengawalan yg luar biasa besar. Hal
ini sesungguhnya dapat diperpendek metode distribusinya dengan cara
memanfaatkan teknologi informasi baik pendistribusian secara fisik maupun
distribusi secara digital.
D. Koreksi Lembar
Jawaban UN
Setelah pelaksanaan UN selesai
beberapa hari yang akan datang kesulitan berikutnya akan bergeser pada
pengoreksian lembar jawaban (LJ) UN. Kesulitan muncul disebabkan antara lain
kualitas LJ yg baik baik sehingga sulit terbaca (apalagi ada yg difotokopi),
cara pengisian yang kurang sempurna. Dua-duanya memberikan dapat memberikan
efek hasil ujian tidak dapat terbaca, sehingga panitia harus bekerja 2 kali
harus “menghitamkan” ulang atau sekalian membiarkan seperti itu. Selain dua
masalah tersebut waktu yg dibutuhkan untuk mengeroksi lembar jawaban tersebut
juga lumayan lama.
Berdasarkan uraian diatas dan
pengalaman kami bersama teman2 mengembangkan sistem ujian online dari tahun
2005 sampai saat ini, kami berkesimpulan bahwa sesungguhnya UN dapat
dilaksanakan dengan model sistem online. Model sistem online yg maksudkan
adalah, Sistem Bank Soal online dan Sistem Ujian Online.
A. Sistem Bank Soal
Berfungsi untuk menampung soal,
melakukan pengacakan, melakukan pemaketan, melakakuan analisi butir soal dari
setiap mata pelajaran yg diujikan. Sistem bank soal ini mengakomodir secara
detail level yang akan dicapai mulai kompetensi utama, kompetensi inti, standar
kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator esensial dan level taksonomi
yg akan dicapai. Sistem ini dapat menyediakan soal ujian dalam bentuk digital
untuk keperluan ujian online dan juga dapat menyediakan soal versi cetak untuk
keperluan ujian versi manual. Krn berada dalam suatu sistem maka soal ini dapat
distribusikan secara ‘digital’ sesuai dengan kebutuhan.
Sebagai gambaran singkat
bagaimana bank soal menyediakan variasi soal ujian, jika setiap mata pelajaran
menyediakan 1000 butir dan 100 butih dipilih untuk diujikan, setiap butir soal
menyediakan 5 pilihan jawaban. Maka variasi soal yg kemungkinan muncul adalah
1000 x 100 x 5 = 500.000 variasi, saya yakin ‘pelaku kecurangan’ akan keculitan
membuat kunci jawaban generik seperti pada umumnya. Kalaupun bisa harus
mengulas/membuat kunci jawaban 1000 butir soal tersebut.
B. Sistem Ujian Online
Begitu berbicara
sistem ujian online, maka yang ada dikepala sebagian orang adalah ‘kebebasan yg
seluas-luasnya’. Padahal sesungguhnya tidak seperti itu, ujian online ada aturannya,
ada harus ruangan ujiannya, ada pengawasnya, aplikasi ujiannya harus
dibuat khusus sehingga membatasi kemungkinan orang berbuat curang. Sistem ujian
online yg kami kembangkan itu independen (aplikasi & sistem operasinya jadi
suatu kesatuan), begitu aplikasi ujian online dijalankan jangan membayangkan
bisa buka google, bisa chating/facebookan, atau membuka flasdik. Yang Anda bisa
lihat hanya soal ujian dilayar monitor,kecuali anda membuka buku atau gadget
lain, hal itu sdh menjadi tugas dan tanggungjawab pengawas ujian.
Setelah itu orang berpikir
ujian oline perlu jaringan bandwidth internet “raksasa”, sebenarnya
bandwitdh bukan lagi menjadi masalah besar, karena teknologi sdh berkembang
dengan mamanfaatkan sistem terdistribusi, ataupun sistem cloud computing. Ini
sdh kami buktikan pada UKG Online 2012 kemarin, bandwitdh yang disiapkan 20Mbps
yg terpakai hanya 11% saja.
Ujian Online Perlu lab
komputer yg canggih : sebenarnya tdk juga, syarat utamannya adalah PC yg
dapat terkoneksi jaringan internet. Hal ini sdh kami buktikan bahwa aplikasi yg
bangun 90% bisa digunakan pada PC yang ada disekolah-sekolah saat ini tanpa
harus ada pengadaan perangkat baru.
Ujian
Online perlu listrik dan jaringan internet : ya wajib ada dong, kalau saat
ini belum semua wilayah RI ada aliran listrik dan jaringan internet, kita
bisa berharap kawan kalau sistem ujian online diterapkan pemerintah (PLN
dan Telkom) memberikan perhatian khusus. Kalau memang tidak ada pasti tdk bisa
dipaksakan, solusinya dengan cara ujian manual dengan soal dari sistem bank
soal online.
Ujian
Online semakin gampang soal bocor: segampang-gampangnya membocorkan soal
ujian online jauh lebih gampang membocorkan soal yg tercetak dikertas. Sehandal
apapun sistem itu pasti ada celahnya, kemampuan untuk mendapatkan celah itu tdk
sebanyak celah yg ada pada sistem manual. Kami menyakini bahwan setiap peluang
yg ada sdh menjadi kodrati akan lahir bersama masalahnya. Setiap masalah pasti
ada solusinya.
Biaya Ujian Online Mahal:
Memang betul mahal biaya investasi lab komputernya, tetapi keuntungan dapat
digunakan berulangkali bahkan dapat memberikan manfaat yg lebih besar pada
kegiatan pembelajaran sehari-hari. Jika kita menghitung secara biaya ujian yang
diselenggarakan secara manual, mulai cetak soal, distribusi, pengawalan soal
dari pihak keamanan, biaya mengoreksi hasil ujian. Waktu yang dibutuhkan jauh
lebih lama. Sehingga dibandingkan ujian manual jauh lebih mahal dari pada ujian
online.
Ujian
Online Sulit karena tdk semua orang bisa mengoperasikan komputer :
Mengoperasikan komputer buat sebagian besar orang mungking memang sulit,
tetapi untuk sekedar menekan huruf A, B, C, D spasi dan beberapa tombol
keyboard lainnya bukanlah hal sulit. Sistem ujian yang kami bangun sdh
dirancang untuk orang gaptek sekalipun. Jauh lebih sulit dan beresiko
memberikan/mengganti jawaban ujian manual dan ujian online.
Ujian
online perlu SDM yang handal dibidang IT : kalau ini sy setuju 100%,
sesungguhnya dunia pendidikan kita masih sangat memerlukan keberadaan orang IT
dengan pola pikir IT. Pola pikir IT sederhana yaitu Ya (1) atau Tidak (0). Oleh
karena itu sy harus jujur mengatakan belum saatnya matapelajaran TIK
dihilangkan dikurikulum, karena siswa dan guru masih sangat membutuhkan
matapelajaran TIK.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari berbagai urian dan
penjelasan di atas kiranya dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Ujian
Nasional harus lebih dikaji lagi dari tiap
tahun ke tahun serta dari kajian tersebut pemerintah harus selalu
memperbaiki mutu ujian nasional lebih baik.
2.
Persiapan Ujian Nasional harus betul-betul dipersiapkan
secara sistematis dan terkontrol.Agar pendistribusian Soal,kekurangan Soal
serta LJUN yang kurang tidak terjadi lagi.
3.
Distribusi soal yg dilakukan secara fisik dari pusat ke
daerah merupakan salah satu kendala besar yang dihadapi dan perlu biaya
transportasi dan pengawalan yg luar biasa besar. Hal ini sesungguhnya dapat
diperpendek metode distribusinya dengan cara memanfaatkan teknologi informasi
baik pendistribusian secara fisik maupun distribusi secara digital.Atau Pihak
Pemerintah mempercayaan provinsi untuk mencetak soal-soal tersebut dengan
memberikan dokumen asli ke pada provinsi dan provinsi yang mengelola
pendistribusian Soal dan LJUN tersebut.sehingga masing-masing provinsi lebih
meningkatkan efesiensinya untuk kelancaran ujian nasional disekolah-sekolah
diprovinsi mereka masing-masing.
3.2 Saran
Jadikan hal ini
sebagai pengalaman kedepan dan pemerintah lebih meningkatkan kinerjanya dalam
penyelenggaraan Ujin Nasional lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://ibnufajar75.wordpress.com/2013/04/25/sejarah-tentang-ujian-nasional-di-indonesia/.tgl 1 juni 2013 jam 07.35
http://mahmuddin.wordpress.com/2013/04/22/ujian-nasional-2013-tiada-hari-tanpa-masalah/.tgl 30 mei 2013 jam 13.15
http://www.merdeka.com/peristiwa/4-kendala-dalam-pelaksanaan-un-2013.html. tgl 28 mei 2013jam 20.00
Artikel tetang Problema Ujian Nasional yang sederhana tetapi aplikatif ini sangat rekomended. Thankyou for share. Salam kenal...
BalasHapusTerima kasih buat Ujian Nasional yang cukup lengkap ini. Salam kenal dari admin INFO SEKOLAH DAN PENDIDIKAN buat semua pengunjung laman ini.
BalasHapusReportase Guru Berbagi kabar tentang Dunia Guru, lowongan kerja, tunjangan, pendidikan, Info sekolah, Honorer, Beasiswa serta masih banyak lagi informasi terkini seperti:
Cara Cek Status Inpassing Guru
Panduan Juknis Penulisan Ijazah Lengkap
Faktor Penyebab Gagal Seleksi Tes CPNS
Video Panduan Upload Data Siswa
Cara Kemendikbud Atasi Bencana Kabut Asap
Himbauan Kemendikbud Jelang Pelaksanaan UKG Online
Kemenag Dituduh Asal-asalan Urus Pendidikan Islam Madrasah
Sekolah Pecontohan Pelaksanaan UN CBT
Info Tumbuh Kembang Anak