SOAL KIMIA ANORGANIK 2
1. Tulis
persamaan reaksi dari :
·
Kalium cair
+ padatan Alumunium klorida
·
Logam Alumunium + Ion hidroksida ( basa)
·
Logam Alumunium + Ion hidrohium (asam)
·
Larutan Talium (I) hidroksida + gas
karbondioksida
2. Mengapa
Al 3+ tidak mungkin berada bebas?
3. Jelaskan
dengan singkat cara pengolahan Al dari bauksit ?
4. Yang
mana lebih stabi :
·
Talium (I) atau Talium (III)
Mengapa?
5. Jika
larutan mengandung ion Alumunium (III) ditambah tetes demi tetes ion OH-
hingga berlebihan ,apa yang akan terjadi ?
JAWABAN :
1. Persamaan
reaksi dari :
·
3K(l) + AlCl3(s) → 3KCI(aq) + Al3+
(s)
·
Al(s) + 3OH- (aq) → Al(OH)3
·
Al(s) + 3H3O+ (aq)
→ Al(OH)3 (aq) + 3H2 (g)
·
2Tl(OH) +2 CO2 → TlCO3 + H2
2.
Al3+ tidak mungkin bebas dialam karena Al3+
dialam berada dalam bentuk senyawa
dan walaupun tidak terdapat bebas
dialam,tetapi senyawa aluminium tersebar luas dikerak bumi.Aluminium merupakan
unsure dengan persentase terbesar ketiga dikerak bumi setelah oksigen dan
silikon.Mineral (batuan) yang mengandung aluminium tersebar dikerak bumi
sebagai aluminium silikat,bauksit,kriolit,dan korundum.
3.
Cara pengolahan Al dari bauksit ialah sebagai berikut :
Aluminium
terdapat dikerak bumi dengan kandungan 7,5% dari massa kerak bumi. Sehingga
aluminium menjadi unsure yang terbanyak dalam kerak bumi. Namun mineral yang
mempunyai nilai ekonomis sebagai sumber aluminium adalah bauksit.
Untuk
pengolahan alumiunium dari bauksit dilakukan dua tahap pengolahan yaitu
sebagai berikut :
Bauksit
itu ditambang terlebih dahulu,Bauksit yang ditambang untuk keperluan industry
mempunyai kadar alumunium sekitar 40% - 60 % setelah ditambang biji bauksit
digiling dan dihancurkan supaya halus dan merata selanjutnya bauksit mengalami
pemurnian.
Berikut block diagram pengolahan
bauksit melalui proses SGA :
Secara umum untuk memperoleh
aluminium murni dari bauksit dilakukan 2 tahapan proses, yaitu proses bayer dan
proses Hall-Heroult. Pada proses Bayer, bauksit dimurnikan untuk mendapatkan
aluminium oksida. Proses selanjutnya, proses Hall-Heroult, meleburkan aluminium
dioksida untuk mendapatkan logam aluminium murni
a)
Secara umum proses Bayer terdiri dari 3 tahapan, yaitu
: ekstraksi, presipitasi dan kalsinasi. Pada proses ekstraksi, bauksit
dihancurkan secara mekanik dan kemudian dilarutkan dalam larutan natrium
hidroksida panas pada suhu 175oC, pelarutan ini akan melarutkan
aluminium oksida menjadi aluminium hidroksida, Al(OH)3. Dengan
OH- berlebih akan menghasilkan [Al(OH)4]-.
Al2O3
+ 2OH- + 3H2O à 2 [Al(OH)4]-
Komponen lain
selain aluminium oksida (impuritis) tidak larut. Sehingga aluminium oksida dari
bauksit akan dapat dipisahkan dari pengotornya seperti Fe2.
Pemisahan dapat dilakukan dengan penyaringan untuk pengotor padat yang tak
larut yang disebut Red Mud. Setelah
dipisahkan dengan pengotornya yang tidak larut, masuk pada proses presipitasi
yaitu dengan cara aluminium
diendapkan dari filtrate dengan mengalirkan gas karbon dioksida dan pengenceran
Larutan filtrat yang berisi aluminium hidroksida didinginkan, sehingga
dihasilkan presipitat putih padat berbentuk seperti benang – benang.
2NaAl(OH) (aq) +
CO2 (g) à 2Al(OH)3 (s)
+ Na2CO3 (aq) + H2O (l)
Tahapan
selanjutnya yaitu kalsinasi, dimana padatan putih aluminium hidroksida
dipanaskan hingga suhu ±1050oC, pada proses pemanasan ini aluminium
hidroksida akan mengalami dekomposisi menjadi alumina dan menghasilkan uap air
pada prosesnya.
|
b) Secara
umum pada proses Hall-Heroult ini, digunakan
sel elektrolis yang terdiri dari wadah dari besi berlapis grafit yang sekaligus
sebagai katode (negative) dan anodenya terbuat dari lempeng atau silinder
grafit. Campuran Al2O3 dengan kriolit dan aluminium
flourida dipanaskan hingga mencair pada suhi 950oC lalu
dielektrolisis. Fungsi dari kriolit dan alumimium flourida adalah sebagai
penurun titik leleh aluminium oksida karena aluminium oksida murni baru bisa
meleleh pada suhu 2400oC. reaksi elektrolisis ini akan menguraikan
Al2O3 menjadi aluminium yang berada di katode dan
oksigen berada di anode. Aluminium yang terbentuk berupa zat cait dan terkumpul
didasar wadah kemudian dikeluarkan kedalam cetakan untuk mendapatkan aluminium
batangan.
|
Al₂O₃(l) → 2Al³⁺(l) + 3O²⁻(l)
Katode:Al³⁺(l) + 3e → Al(l)
Anode: 2O²⁻(l) → O₂(g)
+ 4e
C(s) + 2O²⁻(l) → CO₂(g)
+ 4e
4.
Talium (I) lebih stabil dibandingkan dengan Talium
(III) karena kation Tl+ (Talium (I) ) ,dengan konfigurasi elektronik
: [36Kr] 4d10 4f14 5s2 5p6
5d10 6s2 yang kestabilan sistem konfigurasi ini sering
pula dikaitkan dengan kenyataan “penuh”nya semua orbital yang terisi,yang
secara khusus dikenal sebagai sistem konfigurasi elektronik “18 + 2” atau
dengan istilah spesies dengan pasangan elektronk inert.
5.
Jika larutan mengandung ion aluminium (III) ditambah
tetes demi tetes ion OH- hingga berlebihan yang akan terjadi
·
Penambahan ion OH- pada larutan
mengandung aluminium (III) ditambah tetes demi tetes akan membentuk endapan putih Al(OH)3.
Reaksinya
:
Al³⁺(l)
+ 3 OH-(l) →
Al(OH)3
·
Dan apabila endapan Al(OH)3
ditambahkan dengan basa berlebih, maka menyebabkan hidroksida yang terbentuk
melarut kembali (larutan menjadi bening), dengan persamaan reaksi :
Al(OH)3 + OH-
à
[Al(OH)4]-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar