I. Judul :
Pembuktian
Asam Basa dan Unsur Hara Pada Abu Tanaman
II. Tujuan Percobaan :
1.
Untuk mengindentifikasi sifat
air abu tanaman
2.
Untuk mengindentifikasi unsure
hara pada abu tanaman
III Dasar Teori :
Pada
abad ke-17, seorang kimiawan Fleming,
Jan Baptist van Helmont, menemukan bahwa arang
yang dibakar pada bejana tertutup akan menghasilkan abu yang massanya lebih
kecil dari massa arang semula. Dia berkesimpulan bahwa sebagian arang tersebut
telah ditransmutasikan menjadi zat yang tak terlihat, ia menamakan zat tersebut
sebagai "gas" atau spiritus sylvestre (Bahasa Indonesia: arwah
liar).
Abu tanaman adalah material (umumnya berupa bubuk)
yang tersisa setelah pembakaran kayu.
produsen utama abu tanaman adalah industri kayu dan pembangkit listrik tenaga biomassa.
Umumnya, 6-10% massa kayu yang dibakar menghasilkan abu.
Komposisi abu dipengaruhi oleh jenis kayu yang dibakar. Kondisi pembakaran juga
memengaruhi komposisi abu dan jumlah abu yang tersisa; temperatur yang tinggi akan mengurangi jumlah abu
yang dihasilkan.
Residu yang tampak sebagai abu tidak hanya berasal dari dinding sel,
melainkan dari bahan-bahan mineral dari kristal yang mengisi rongga sel
(Anonim, 1993). Abu didefinisikan sebagai bahan yang tertinggal setelah proses
pembakaran kayu secara sempurna. Selulosa, hemiselulosa, dan lignin akan teruarai
sempurna pada suhu tinggi dan akan menghasilkan karbon yang menjadi unsur abu
dalam proses tersebut (Prayitno, 1992).
Komponen utama abu kayu adalah kalsium (Ca), kalium (K), magnesium
(Mg), silika (Si). Unsur minor yang sering terdapat dalam abu antara lain
natrium(Na), mangan (Mn), besi (Fe), dan aluminium (Al). Radikal asam yang umum
terdapat dalam dalam abu adalah karbonat, fosfat, silikat, sulfat, dan klorida
(Anonim). Kayu mengandung mineral (komponen-komponen anorganik) dalam jumlah
kecil, dinyatakan sebagai kadar abu. Dalam batang jarang lebih dari 1 % dari
berat kering kayu (Sunardi, 1976).
Abu tanaman mengandung kalsium
karbonat sebagai komponen utamanya, mewakili 25-45% massa abu kayu. Kalium
terdapat pada jumlah kurang dari 10%, dan fosfat
kurang dari 1%. Terdapat juga besi, mangan,
seng,
tembaga, dan beberapa jenis logam berat. Namun, komposisi abu tanaman sangat
bergantung pada jenis kayu dan kondisi pembakaran seperti temperatur.
Abu tanaman umumnya dibuang ke lahan pembuangan, namun alternatif pengolahan yang
ramah lingkungan dapat menjadi suatu hal yang sangat menarik.
Sejak lama diketahui bahwa abu tanaman dapat digunakan sebagai pupuk
karena mengandung berbagai macam mineral,
namun tanpa nitrogen. Keberadaan kalsium karbonat dapat
digunakan untuk menurunkan tingkat keasaman tanah. Kalium
hidroksida dapat dibuat dari abu kayu, yang dapat dipakai sebagai
bahan pembuat sabun.
-
Teori Asam basa
A. MENURUT ARRHENIUS
Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air
menghasilkan ion H + disebut asam danbasa adalah zat yang dalam air
terionisasi menghasilkan ion OH - .
HCl --> H + + Cl -
NaOH --> Na + + OH -
Meskipun teori Arrhenius benar,
pengajuan desertasinya mengalami hambatan berat karena profesornya tidak
tertarik padanya. Desertasinya dimulai tahun 1880, diajukan pada 1883, meskipun
diluluskan teorinya tidak benar. Setelah mendapat bantuan dari Van’ Hoff dan
Ostwald pada tahun 1887 diterbitkan karangannya mengenai asam basa. Akhirnya
dunia mengakui teori Arrhenius pada tahun 1903 dengan hadiah nobel untuk ilmu
pengetahuan.
Sampai sekarang teori Arrhenius masih tetap
berguna meskipun hal tersebut merupakan model paling sederhana. Asam dikatakan kuat
atau lemah berdasarkan daya hantar listrik molar. Larutan dapat menghantarkan
arus listrik kalau mengandung ion, jadi semakin banyak asam yang terionisasi
berarti makin kuat asamnya. Asam kuat berupa elektrolit kuat dan asam lemah
merupakan elektrolit lemah. Teori Arrhenius memang perlu perbaikan sebab dalam
lenyataan pada zaman modern diperlukan penjelasanyang lebih bisa diterima
secara logik dan berlaku secara umum. Sifat larutan amoniak diterangkan oleh
teori Arrhenius sebagai berikut:
NH 4 OH --> NH 4 + + OH -
Jadi menurut Svante August Arrhenius (1884) asam
adalah spesi yang mengandung H + dan basa adalah spesi yang
mengandung OH -, dengan asumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh
terhadap sifat asam dan basa.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa:
Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H + .
Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H + .
Basa
ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH - .
Contoh:
1) HCl(aq) --> H + (aq) + Cl - (aq)
2) NaOH(aq) --> Na + (aq) + OH - (aq)
1) HCl(aq) --> H + (aq) + Cl - (aq)
2) NaOH(aq) --> Na + (aq) + OH - (aq)
B. MENURUT BRONSTED-LOWRY
Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.
Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.
Teori asam basa dari Arrhenius ternyata tidak
dapat berlaku untuk semua pelarut, karena khusus untuk pelarut air. Begitu juga
tidak sesuai dengan reaksi penggaraman karena tidak semua garam bersifat
netral, tetapi ada juga yang bersifat asam dan ada yang bersifat basa.
Konsep asam basa yang lebih umum
diajukan oleh Johannes Bronsted, basa adalah zat yang dapat menerima proton. Ionisasi
asam klorida dalam air ditinjau sebagai perpindahan proton dari asam ke basa.
HCl + H 2 O --> H 3
O + + Cl -
Demikian pula reaksi antara asam
klorida dengan amoniak, melibatkan perpindahan proton dari HCl ke NH 3
.
HCl + NH 3 ⇄ NH 4 + + Cl -
Ionisasi
asam lemah dapat digambarkan dengan cara yang sama.
HOAc + H 2 O ⇄ H 3
O + + OAc -
Pada tahun 1923 seorang ahli kimia
Inggris bernama T.M. Lowry juga mengajukan hal yang sama dengan Bronsted
sehingga teori asam basanya disebut Bronsted-Lowry. Perlu diperhatikan disini
bahwa H + dari asam bergabung dengan molekul air membentuk ion
poliatomik H 3 O + disebut ion Hidronium.
Reaksi
umum yang terjadi bila asam dilarutkan ke dalam air adalah:
HA + H 2 O ⇄ H 3 O + + A -
asam basa asam konjugasi basa konjugasi
Penyajian ini menampilkan hebatnya
peranan molekul air yang polar dalam menarik proton dari asam.
Perhatikanlah bahwa asam konjugasi
terbentuk kalau proton masih tinggal setelah asam kehilangan satu proton.
Keduanya merupakan pasangan asam basa konjugasi yang terdi dari dua zat yang
berhubungan satu sama lain karena pemberian proton atau penerimaan proton.
Namun demikian disosiasi asam basa masih digunakan secara Arrhenius, tetapi
arti yang sebenarnya harus kita fahami.
Johannes N. Bronsted dan Thomas M.
Lowry membuktikan bahwa tidak semua asam mengandung ion H + dan
tidak semua basa mengandung ion OH - .
Bronsted – Lowry mengemukakan teori
bahwa asam adalah spesi yang memberi H + ( donor proton ) dan basa
adalah spesi yang menerima H + (akseptor proton). Jika suatu asam
memberi sebuah H + kepada molekul basa, maka sisanya akan menjadi
basa konjugasi dari asam semula. Begitu juga bila basa menerima H +
maka sisanya adalah asam konjugasi dari basa semula.
Teori Bronsted – Lowry jelas
menunjukkan adanya ion Hidronium (H 3 O + ) secara nyata.
Contoh:
HF + H 2
O ⇄ H 3 O + + F -
Asam basa asa m konjugasi basa konjugasi
HF merupakan pasangan dari F -
dan H 2 O merupakan pasangan dari H 3 O + .
Air mempunyai sifat ampiprotik
karena dapat sebagai basa dan dapat sebagai asam.
HCl + H 2 O --> H 3
O + + Cl -
Asam Basa
NH 3 + H 2 O ⇄ NH 4 + + OH -
Basa Asam
Manfaat dari teori asam basa menurut
Bronsted – Lowry adalah sebagai berikut:
1. Aplikasinya
tidak terbatas pada pelarut air, melainkan untuk semua pelarut yang mengandunh
atom Hidrogen dan bahkan tanpa pelarut.
2. Asam dan
basa tidak hanya berwujud molekul, tetapi juga dapat berupa anion dan kation.
Contoh lain:
1) HAc(aq) + H 2 O(l) --> H 3 O+(aq) + Ac - (aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
1) HAc(aq) + H 2 O(l) --> H 3 O+(aq) + Ac - (aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
HAc dengan Ac -
merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
H 3 O+ dengan H 2 O merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
H 3 O+ dengan H 2 O merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
2) H 2 O(l) + NH 3
(aq) --> NH 4 + (aq) + OH - (aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
H 2 O dengan OH -
merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
NH 4 + dengan NH 3 merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
NH 4 + dengan NH 3 merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam
(proton donor) dan sebagai basa (proton akseptor). Zat atau ion atau spesi
seperti ini bersifat ampiprotik (amfoter).
Penulisan Asam Basa Bronsted Lowry
-
C. Menurut G. N. Lewis
Selain dua teori mengenai asam basa
seperti telah diterangkan diatas, masih ada teori yang umum, yaitu teori asam
basa yang diajukan oleh Gilbert Newton Lewis (
1875-1946 ) pada awal tahun 1920. Lewis lebih menekankan pada perpindahan
elektron bukan pada perpindahan proton, sehingga ia mendefinisikan : asam
penerima pasangan elektron dan basa adalah donor pasangan elekton. Nampak
disini bahwa asam Bronsted merupakan asam Lewis dan begitu juga basanya.
Perhatikan reaksi berikut:
Reaksi antara proton dengan molekul
amoniak secara Bronsted dapat diganti dengan cara Lewis. Untuk reaksi-reaksi
lainpun dapat diganti dengan reaksi Lewis, misalnya reaksi antara proton dan
ion Hidroksida:
Sifat asam dan basa suatu zat dapat diketahui
menggunakan sebuah indikator. Indikator itu sendiri adalah suatu zat petunjuk
yang dapat membedakan larutan asam,basa dan netral.indikator inin juga
digunakan untuk mengetahui berapa kira – kira pH suatu larutan. Indikator yang
sering digunakan antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan brom
timol biru. Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna jika ditambahkan
larutan asam atau basa. Indikator ini biasanya dikenal sebagai indikator
sintetis.
Indikator
asam basa adalah zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan
lingkungan basa dengan senyawa asam maupun basa.Sedangkan indicator alami
memiliki pigmen warna sehingga ketika diekstraksi akan menghasilkan warna
tertentu.warna inilah yang dapat menentukan sifat suatu zat dalam kondisi pH
yang berbeda.Sifat asam dan basa dapat ditentukan dengan Indikator alami.Bahan
– bahan alam yang berwarna seperti bunga kembang sepatu,kunyit, ,bunga karamunting,dll.
Gambar ( kiri ke kanan) a. Bunga kembang sepatu,b. kunyit c. bunga karamunting
Bunga
kembang sepatu yang digerus dengan sedikit air pada keadaan netral akan
berwarna merah (coklat sedikit ungu jika kering),jika ditetesi larutan asam
akan berwarna merah cerah , dan akan menjadi hijau apabila ditetesi larutan
basa.
Ekstrak
kunyit yang dilarutkan dalam air pada keadaan netral akan berwarna kuning.Jika
ditetesi larutan asam ,warna kuning tersebut akan berubah menjadi kuning
cerah,sedangkan jika ditetesi larutan basa,warna kuning itu berubah kecoklatan.
Bunga
karamunting yang digerus dengan sedikit air pada keadaan netral akan berwarna
ungu muda.jika ditetesi larutan asam warnanya berubah menjadi merah muda (pink)
dan jika ditetesi larutan basa akan berwarna hijau kecoklatan.
Untuk
membuktikan sifat asam dan basa bias juga menggunakan pH universal,seperti
berikut ini :
UJI
NYALA
Uji nyala digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan ion logam
dalam jumlah yang relatif kecil pada sebuah senyawa. Tidak semua ion logam
menghasilkan warna nyala.
Untuk senyawa-senyawa Golongan 1, uji nyala biasanya merupakan cara
yang paling mudah untuk mengidentifikasi logam mana yang terdapat dalam
senyawa. Untuk logam-logam lain, demikian uji nyala bisa memberikan petunjuk
bermanfaat seperti metode mana yang akan dipakai.
Warna-warna yang ada pada tabel berikut hanya merupakan
panduan. Hampir setiap orang yang melakukan uji nyala berbeda dalam mengamati
dan menjelaskan warna yang terjadi. Sebagai contoh, beberapa orang menggunakan
kata "merah" beberapa kali untuk menunjukkan beberapa warna yang bisa
sangat berbeda satu sama lain. Disamping itu, ada juga yang menggunakan kata
seperti "merah padam" atau "merah tua" atau "merah
gelap", tapi tidak semua orang mengetahui perbedaan antara kata-kata yang
dipakai untuk menunjukkan warna ini.
kalau dengan kata-kata :
Li — merah
Na — orange cemerlang terus menerus
K — ungu
Rb — merah (lembayung kemerah-merahan)
Cs — biru lembayung
Ca — orange-merah
Sr — merah
Ba — hijau pucat
Cu — biru-hijau (sering disertai percikan berwarna
putih)
Pb — putih keabu-abuan
IV. Alat dan Bahan :
a. Alat yang digunakan
sebagai berikut :
NO
|
ALAT
|
UKURAN
|
JUMLAH
|
1
|
Kaleng
|
-
|
2 buah
|
2
|
Gelas kimia
|
250 ml
|
2 buah
|
3
|
Gelas kimia
|
100 ml
|
2 buah
|
4
|
Spatula
|
-
|
1 buah
|
5
|
Lumpang
|
Sedang
|
2 buah
|
6
|
Alu
|
Sedang
|
2 buah
|
7
|
Cawan Porselin
|
Sedang
|
1 buah
|
8
|
Kasa
|
15 x 15 cm
|
1 buah
|
9
|
Kaki Tiga
|
-
|
1 buah
|
10
|
Pembakar Spritus
|
-
|
1 buah
|
11
|
pH universal
|
-
|
2 buah
|
12
|
Pipet tetes
|
-
|
2 buah
|
13
|
Plat tetes
|
-
|
1 buah
|
14
|
Gelas kaca kecil/sloki
|
-
|
3 buah
|
b.. Bahan yang digunakan
sebagai berikut:
NO
|
BAHAN
|
JUMLAH
|
1
|
Bunga Karamunting
|
12 kuntum
|
2
|
Kembang Sepatu
|
7 kuntum
|
3
|
Kunyit
|
1 ruas
|
4
|
Abu Kayu dan Abu Serbuk
Kayu
|
200 ml
|
5
|
Kapur sirih
|
9 tetes
|
6
|
Cuka
|
9 tetes
|
7
|
Air Galon
|
9 tetes
|
8
|
Spritus
|
250 ml
|
9
|
fenolftalein
|
6 tetes
|
10
|
Kertas saring ( 8x 8 cm
)
|
4 kertas
|
11
|
Lakmus biru dan merah
|
8 buah
|
12
|
Korek api
|
5 batang
|
V. Cara Kerja :
1.
Dibakar sampah organik (
serpihan kayu ) sampai menjadi abu
2.
Abu hasil pembakaran dimasukkan
ke dalam wadah kaleng
3.
Abu dengan air dicampurkan
dengan perbandingan 1:2
4.
Diendapkan larutan selama 1
malam
5.
Disaring filtrate degan
endapannya, kemudian menguji dengan indicator alami seperti bunga
karamunting,kembang sepatu,dan kunyit
6.
Diamati warna dan ditentukan
sifat filtrate abu tersebut
7.
Sebagai perbandingan untuk
menentukan sifat larutan,dapat dibuat dengan membuat larutan asam ( cuka
),larutan basa ( air kapur), dan larutan netral ( air galon).
8.
Filtrat yang masih tersisa kemudian
diuapkan,jika terdapat endapan,lakukan uji nyala dengan cara membakar
endapan,amati warna pembakaran.
VI. Hasil Pengamatan :
A.Tabel 1.1
NO
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Warna awal
|
||
1
|
a. Air Abu Kayu
|
Warna kuning
|
b. Air Abu Serbuk Gergaji
|
Warna kecoklatan
|
|
c. Air Galon
|
Warna bening
|
|
d. Air Kapur
|
Warna putih
|
|
e. Air Cuka
|
Warna bening
|
|
f. Indikator bunga karamunting
|
Warna ungu muda
|
|
g. Indikator kaembang sepatu
|
Warna merah
|
|
f. Indikator kunyit
|
Warna kuning pekat
|
|
Perubahan warna
|
||
2
|
Air abu Kayu +
Indikator
|
Indikator ditetesi 3 tetes air abu kayu
|
a. bunga karamunting
|
Warna berubah menjadi hijau lumut
|
|
b. kembang sepatu
|
Warna berubah menjadi hijau lumut
|
|
c. kunyit
|
Warna berubah menjadi kecoklatan
|
|
3
|
Air abu serbuk gergaji + Indikator
|
Indikator ditetesi 3 tetes air abu serbuk gergaji
|
a. bunga karamunting
|
Warna berubah menjadi hijau kekuningan
|
|
b.kembang sepatu
|
Warna berubah menjadi hijau lumut
|
|
c. kunyit
|
Warna berubah menjadi kecoklatan
|
|
4
|
Air cuka + Indikator
|
Indikator ditetesi 3 tetes ar galon
|
a. bunga karamunting
|
Warna berubah menjadi merah muda (pink)
|
|
b. kembang sepatu
|
Warna berubah menjadi merah cerah
|
|
c. kunyit
|
Warna berubah menjadi kuning cerah
|
|
5
|
Air Kapur + indikator
|
Indikator ditetesi 3 tetes air kapur
|
a. bunga karamunting
|
Warna berubah menjadi hijau kecoklatan
|
|
b. kembang sepatu
|
Warna berubah menjadi hijau tua
|
|
c. kunyit
|
Warna Berubah menjadi kecoklatan
|
|
6
|
Air Galon + Indikator
|
Indikator ditetesi 3 tetes air galon
|
a. bunga karamunting
|
Warna berubah menjadi ungu muda
|
|
b. kembang sepatu
|
Warna berubah menjadi merah
|
|
C kunyit
|
Warna berubah menjadi kuning
|
B. Tabel 1.2 fenolftalein
No
|
Perlakuan dengan ditetesi fenolftalein
|
Hasil Pengamatan
|
1
|
Air abu kayu
|
Berubah warna dari kuning pucat menjadi pink tua
|
2
|
Air abu serbuk gergaji
|
Berubah warna dari kecoklatan menjadi pink tua
|
3
|
Air cuka
|
Berubah warna dari bening menjadi bening
|
4
|
Air galon
|
Berubah warna dari bening menjadi bening
|
5
|
Air kapur
|
Berubah warna dari putih menjadi merah tua
|
C.Tabel 1.3 pH universal
NO
|
Perlakuan dengan
pH universal
|
Hasil Pengamatan
|
1
|
Air abu kayu
|
pHnya menjadi 10
|
2
|
Air abu serbuk gergaji
|
pHnya menjadi 8
|
3
|
Air cuka
|
pHnya menjadi 3
|
4
|
Air galon
|
pHnya menjadi 7
|
5
|
Air kapur
|
pHnya menjadi 11
|
D. Tabel 1.4 Uji nyala
No
|
Perlakuan
|
Hasil pengamatn
|
1
|
Uji nyala endapan air abu kayu
|
-endapan
berwarna kuning -pada saat endapan dibakar nyala api
spritus berubah warna:
a.
2menit pertama biru
b.
2menit kedua biru keunguan
c.
2menit ketiga kuning terang
d.
2 menit keempat orange merah
Saat dibakar
diendapannya ada nyala warna merah dari endapan yang ada.
-setelah dibakar
warna endapan berubah menjadi abu-abu
|
2
|
Uji nyala endapan air abu serbuk gergaji
|
-endapan
berwarna kuning -pada saat endapan dibakar nyala api spritus
berubah warna:
a.
2menit pertama biru
b.
2menit kedua biru keunguan
c.
2menit ketiga kuning terang
d.
2 menit keempat orange merah
Saat dibakar
diendapannya ada nyala warna merah dari endapan yang ada.
-setelah dibakar
warna endapan berubah menjadi abu-abu
|
VII Pembahasan dan
analisis data :
Kebanyakannya suatu indikator asam-basa adalah zat warna
dari empat golongan senyawa organik, ialah golongan ftalein, sulfoftalein, zat
warna trifenilmetana dan zat warna azo. Zat-zat organik tersebut akan
memunculkan warna ungu dalam suasana asam dan hijau pada suasana basa, namun
terkadang bisa juga memunculkan warna merah dalam suasana asam dan hijau tua
dalam suasana basa. Namun kepekaan mata manusia terhadap spektrum cahaya tidak
sama diseluruh spektrum cahaya tampak, sehingga sering terjadi dalam suasana
asam tidak terjadi perubahan warna dan dalam suasana basa muncul warna kuning
pekat sampai warna hijau. Jadi, dari percobaan di atas dapat ditentukan:
a. Air abu
kayu + indikator bunga karamunting → hijau lumut
Dari spektrum warna
yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa.
b. Air abu kayu + indicator kembang sepatu → hijau lumut
Dari spektrum warna
yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa.
c. Air abu kayu + indikator kunyit → kecoklatan
Dari spektrum warna
yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa.
d. Air abu serbuk gergaji kayu + indikator
bunga karamunting → hijau kekuningan
Dari spektrum warna
yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi besifat basa.
e. Air abu serbuk gergaju
kayu + indikator kembang sepatu → hijau
lumut
Dari spektrum warna
yang muncul maka dapat ditentukam nahwa reaksi yang terjadi bersifat basa.
f. Air abu serbuk gergaji kayu + indikator kunyit → kecoklatan
Dari spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang
terjadi bersifat basa.
g. Air Cuka + Indikator bunga karamunting → merah muda
Dari spektrum warna yang muncul maka
dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat asam.
h. Air cuka + indikator kembang sepatu
→ merah cerah
Dari
spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi
bersifat asam.
i. Air cuka + indikator kunyit →
kuning cerah
Dari spektrum warna yang muncul maka dapat
ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa
j.
Air kapur + indikator bunga karamunting → hijau kecoklatan
Dari spektrum warna yang muncul maka
dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa.
k. Air kapur + indikator kembang
sepatu → hijau tua
Dari spektrum warna yang muncul maka
dapat dientukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa.
l. Air kapur + indikator kunyit →
kecoklatan
Dari spektrum warna yang muncul maka
dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa.
m. Air galon + indikator bunga
karamunting → ungu muda
Dari
spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi
bersifat netral.
n. Air galon + indikator kembang
sepatu → merah pucat
Dari spektrum warna yang muncul maka dapat
ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat netral.
o. Air galon + indikator
kunyit → kuning cerah
Dari spektrum warna yang muncul maka
dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat netral.
Agar lebih memastikan sifatnya maka
digunakan fenolftalein dan pH universal sebagai perbandingan dari indikator
alami yang telah diuji.
§
Perlakuan dengan fenolftalein
·
Air abu kayu + fenolftalein →
Dari spektrum
warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa
·
Air abu serbuk gergaji kayu + fenolftalein →
Dari spektrum
warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa
·
Air cuka + fenolftalein → bening
Dari spektrum
warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat asam
·
Air kapur + fenolftalein →
Dari spektrum
warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa
·
Air galon + fenolftalein →
Dari spektrum
warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat
netral
§ Perlakuan dengan pH
universal
§ Air abu kayu + pH universal
→ pH 10
pH 10 menunjukkan bahwa air
abu kayu bersifat basa
§ Air abu serbuk gergajian
kayu + pH universal → pH 8
pH 8 menunjukkan bahwa air
abu serbuk gergajian kayu bersifat basa
§ Air cuka + pH universal →
pH 3
pH
3 menunjukkan bahwa air cuka bersifat asam
§ Air galon + pH universal →
7
pH menunjukkan bahwa air galon bersifat
netral
§ Air kapur + pH universal →
11
Uji Nyala
Pertama – tama sebelum
diuji nyala ,filtrat( air abu ) yang masih tersisa kemudian diuapkan sampai
filtratnya habis dan tersisa endapannya berwarna kuning keorangean,lalu
endapannya di bakar diatas nyala api pembakar spritus.setelah diamati wana
pembakaran berubah warna 2menit pertama biru,2menit
kedua muncul warna ungu muda,2menit ketiga kuning terang ,2 menit keempat
orange merah .setelah dibakar warna endapan berubah menjadi abu-abu. Dari warna
pembakaran diatas dapat diketahui bahwa warna biru menunjukan bahwa warna nyala
dari Cs (sesium),warna ungu muda menunjukkan
bahwa warna nyala dari K(kalium), warna kuning terus menunjukkan bahwa
warna nyala dari Na ( natrium ),warna orange merah menunjukkan bahwa warna
nyala Ca ( kalsium ). Dari unsur yang didapat pada warna nyala dapat diketahui
bahwa unsur hara tanaman Cs,K, dan Na ialah golongan IA dan Ca golongan IIA
atau alkali tanah.
VII
Kesimpulan dan Saran
A.
Kesimpulan
1.
Dari uji indikator,uji lakmus
merah dan biru, fenolftalein, dan uji pH universal dapat diindentifikasi bahwa
sifat air abu tanaman ( air abu kayu dan air abu serbuk gergajian kayu )
bersifat basa dengan pH air abu kayu 10 dan pH air abu serbuk gergajian kayu
pHnya 8.
2.
Dari uji nyala endapan dapat
diindentifikasi bahwa unsur hara pada abu tanaman itu ialah Cs,K,Na, dan Ca.
Unsur Cs , K, dan Na termasuk golongan IA dalam sistem periodi unsur (SPU) dan unsur Ca termasuk golongan IIA atau
alkali tanah.
B.
Saran
1.
Dalam melakukan praktikum lebih
teliti dalam membaca dan memahami cara kerja yang telah dilakukan.Agar tidak
terjadi kesalahan dalam praktikum
2.
Dalam melakukan praktikum
hendaknya praktikan terlebih dahulu mencari literatur materi dari judul
praktikum.Agar tidak terjadi kesalahan dan mengakibatkan data yang diambil
tidak sesuai dengan literatur.
IX
DAFTAR PUSTAKA
Achmad,hiskia,2001,Kimia larutan. PT Citra
Aditya Bakti : Bandung
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar
Konsep – Konsep Inti,Edisi ke-3,Jilid II,Erlangga ,Jakarta.
Petrucci,
Ralph H, 1987,Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Moderen (Terjemahan:A
seminar),Edisi ke – 4,jilid II,Erlangga.Jakarta.
Syukri,S,1999,Kimia
Dasar Jilid II,ITB,Bandung.
http://sahri.ohlog.com/teori-asam-basa.oh80823.html
(Browser pada tanggal
19 oktober 2011)
http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_kayu
(Browser pada tanggal 19 oktober 2011)
http://nasruli.wordpress.com/indikator-asam-basa/
(Browser pada tanggal 19 oktober 2011)
http://catatankimia.com/catatan/uji-warna-nyala.html
(Browser pada tanggal 19 oktober 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar