Hello Kitty Winking Pointer

ILMU KIMIA PENTING LO,,

SELAMAT DATANG

Minggu, 27 Mei 2012

Pembuktian Asam Basa dan Unsur Hara Pada Abu Tanaman

I. Judul :
Pembuktian Asam Basa dan Unsur Hara Pada Abu Tanaman
II. Tujuan Percobaan :
1.      Untuk mengindentifikasi sifat air abu tanaman
2.      Untuk mengindentifikasi unsure hara pada abu tanaman
III Dasar Teori :
Pada abad ke-17, seorang kimiawan Fleming, Jan Baptist van Helmont, menemukan bahwa arang yang dibakar pada bejana tertutup akan menghasilkan abu yang massanya lebih kecil dari massa arang semula. Dia berkesimpulan bahwa sebagian arang tersebut telah ditransmutasikan menjadi zat yang tak terlihat, ia menamakan zat tersebut sebagai "gas" atau spiritus sylvestre (Bahasa Indonesia: arwah liar).
Abu tanaman adalah material (umumnya berupa bubuk) yang tersisa setelah pembakaran kayu. produsen utama abu tanaman adalah industri kayu dan pembangkit listrik tenaga biomassa.
Umumnya, 6-10% massa kayu yang dibakar menghasilkan abu. Komposisi abu dipengaruhi oleh jenis kayu yang dibakar. Kondisi pembakaran juga memengaruhi komposisi abu dan jumlah abu yang tersisa; temperatur yang tinggi akan mengurangi jumlah abu yang dihasilkan.
Residu yang tampak sebagai abu tidak hanya berasal dari dinding sel, melainkan dari bahan-bahan mineral dari kristal yang mengisi rongga sel (Anonim, 1993). Abu didefinisikan sebagai bahan yang tertinggal setelah proses pembakaran kayu secara sempurna. Selulosa, hemiselulosa, dan lignin akan teruarai sempurna pada suhu tinggi dan akan menghasilkan karbon yang menjadi unsur abu dalam proses tersebut (Prayitno, 1992).
Komponen utama abu kayu adalah kalsium (Ca), kalium (K), magnesium (Mg), silika (Si). Unsur minor yang sering terdapat dalam abu antara lain natrium(Na), mangan (Mn), besi (Fe), dan aluminium (Al). Radikal asam yang umum terdapat dalam dalam abu adalah karbonat, fosfat, silikat, sulfat, dan klorida (Anonim). Kayu mengandung mineral (komponen-komponen anorganik) dalam jumlah kecil, dinyatakan sebagai kadar abu. Dalam batang jarang lebih dari 1 % dari berat kering kayu (Sunardi, 1976).
Abu tanaman mengandung kalsium karbonat sebagai komponen utamanya, mewakili 25-45% massa abu kayu. Kalium terdapat pada jumlah kurang dari 10%, dan fosfat kurang dari 1%. Terdapat juga besi, mangan, seng, tembaga, dan beberapa jenis logam berat. Namun, komposisi abu tanaman sangat bergantung pada jenis kayu dan kondisi pembakaran seperti temperatur.
Abu tanaman umumnya dibuang ke lahan pembuangan, namun alternatif pengolahan yang ramah lingkungan dapat menjadi suatu hal yang sangat menarik.
Sejak lama diketahui bahwa abu tanaman dapat digunakan sebagai pupuk karena mengandung berbagai macam mineral, namun tanpa nitrogen. Keberadaan kalsium karbonat dapat digunakan untuk menurunkan tingkat keasaman tanah. Kalium hidroksida dapat dibuat dari abu kayu, yang dapat dipakai sebagai bahan pembuat sabun.
-       Teori Asam basa
A. MENURUT ARRHENIUS
Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H + disebut asam danbasa adalah zat yang dalam air terionisasi menghasilkan ion OH - .
HCl --> H + + Cl -
NaOH --> Na + + OH -
Meskipun teori Arrhenius benar, pengajuan desertasinya mengalami hambatan berat karena profesornya tidak tertarik padanya. Desertasinya dimulai tahun 1880, diajukan pada 1883, meskipun diluluskan teorinya tidak benar. Setelah mendapat bantuan dari Van’ Hoff dan Ostwald pada tahun 1887 diterbitkan karangannya mengenai asam basa. Akhirnya dunia mengakui teori Arrhenius pada tahun 1903 dengan hadiah nobel untuk ilmu pengetahuan.
Sampai sekarang teori Arrhenius masih tetap berguna meskipun hal tersebut merupakan model paling sederhana. Asam dikatakan kuat atau lemah berdasarkan daya hantar listrik molar. Larutan dapat menghantarkan arus listrik kalau mengandung ion, jadi semakin banyak asam yang terionisasi berarti makin kuat asamnya. Asam kuat berupa elektrolit kuat dan asam lemah merupakan elektrolit lemah. Teori Arrhenius memang perlu perbaikan sebab dalam lenyataan pada zaman modern diperlukan penjelasanyang lebih bisa diterima secara logik dan berlaku secara umum. Sifat larutan amoniak diterangkan oleh teori Arrhenius sebagai berikut:
NH 4 OH --> NH 4 + + OH -
Jadi menurut Svante August Arrhenius (1884) asam adalah spesi yang mengandung H + dan basa adalah spesi yang mengandung OH -, dengan asumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh terhadap sifat asam dan basa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa:

Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H + .
Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH - .
Contoh:
1) HCl(aq) --> H + (aq) + Cl - (aq)
2) NaOH(aq) --> Na + (aq) + OH - (aq)
B. MENURUT BRONSTED-LOWRY
Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.
Teori asam basa dari Arrhenius ternyata tidak dapat berlaku untuk semua pelarut, karena khusus untuk pelarut air. Begitu juga tidak sesuai dengan reaksi penggaraman karena tidak semua garam bersifat netral, tetapi ada juga yang bersifat asam dan ada yang bersifat basa.
Konsep asam basa yang lebih umum diajukan oleh Johannes Bronsted, basa adalah zat yang dapat menerima proton. Ionisasi asam klorida dalam air ditinjau sebagai perpindahan proton dari asam ke basa.
HCl + H 2 O --> H 3 O + + Cl -
Demikian pula reaksi antara asam klorida dengan amoniak, melibatkan perpindahan proton dari HCl ke NH 3 .
HCl + NH 3 NH 4 + + Cl -
Ionisasi asam lemah dapat digambarkan dengan cara yang sama.
HOAc + H 2 O H 3 O + + OAc -
Pada tahun 1923 seorang ahli kimia Inggris bernama T.M. Lowry juga mengajukan hal yang sama dengan Bronsted sehingga teori asam basanya disebut Bronsted-Lowry. Perlu diperhatikan disini bahwa H + dari asam bergabung dengan molekul air membentuk ion poliatomik H 3 O + disebut ion Hidronium.
Reaksi umum yang terjadi bila asam dilarutkan ke dalam air adalah:
HA + H 2 O H 3 O + + A -
asam basa asam konjugasi basa konjugasi
Penyajian ini menampilkan hebatnya peranan molekul air yang polar dalam menarik proton dari asam.
Perhatikanlah bahwa asam konjugasi terbentuk kalau proton masih tinggal setelah asam kehilangan satu proton. Keduanya merupakan pasangan asam basa konjugasi yang terdi dari dua zat yang berhubungan satu sama lain karena pemberian proton atau penerimaan proton. Namun demikian disosiasi asam basa masih digunakan secara Arrhenius, tetapi arti yang sebenarnya harus kita fahami.
Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry membuktikan bahwa tidak semua asam mengandung ion H + dan tidak semua basa mengandung ion OH - .
Bronsted – Lowry mengemukakan teori bahwa asam adalah spesi yang memberi H + ( donor proton ) dan basa adalah spesi yang menerima H + (akseptor proton). Jika suatu asam memberi sebuah H + kepada molekul basa, maka sisanya akan menjadi basa konjugasi dari asam semula. Begitu juga bila basa menerima H + maka sisanya adalah asam konjugasi dari basa semula.
Teori Bronsted – Lowry jelas menunjukkan adanya ion Hidronium (H 3 O + ) secara nyata.
Contoh:
HF + H 2 O H 3 O + + F -
Asam basa asa m konjugasi basa konjugasi
HF merupakan pasangan dari F - dan H 2 O merupakan pasangan dari H 3 O + .
Air mempunyai sifat ampiprotik karena dapat sebagai basa dan dapat sebagai asam.
HCl + H 2 O --> H 3 O + + Cl -
Asam Basa
NH 3 + H 2 O NH 4 + + OH -
Basa Asam
Manfaat dari teori asam basa menurut Bronsted – Lowry adalah sebagai berikut:
1. Aplikasinya tidak terbatas pada pelarut air, melainkan untuk semua pelarut yang mengandunh atom Hidrogen dan bahkan tanpa pelarut.
2. Asam dan basa tidak hanya berwujud molekul, tetapi juga dapat berupa anion dan kation.
Contoh lain:
1) HAc(aq) + H 2 O(l) --> H 3 O+(aq) + Ac - (aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
HAc dengan Ac - merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
H 3 O+ dengan H 2 O merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
2) H 2 O(l) + NH 3 (aq) --> NH 4 + (aq) + OH - (aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
H 2 O dengan OH - merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
NH 4 + dengan NH 3 merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton donor) dan sebagai basa (proton akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini bersifat ampiprotik (amfoter).
Penulisan Asam Basa Bronsted Lowry
-         
C. Menurut G. N. Lewis
Selain dua teori mengenai asam basa seperti telah diterangkan diatas, masih ada teori yang umum, yaitu teori asam basa yang diajukan oleh Gilbert Newton Lewis ( 1875-1946 ) pada awal tahun 1920. Lewis lebih menekankan pada perpindahan elektron bukan pada perpindahan proton, sehingga ia mendefinisikan : asam penerima pasangan elektron dan basa adalah donor pasangan elekton. Nampak disini bahwa asam Bronsted merupakan asam Lewis dan begitu juga basanya. Perhatikan reaksi berikut:
Reaksi antara proton dengan molekul amoniak secara Bronsted dapat diganti dengan cara Lewis. Untuk reaksi-reaksi lainpun dapat diganti dengan reaksi Lewis, misalnya reaksi antara proton dan ion Hidroksida:
Sifat asam dan basa suatu zat dapat diketahui menggunakan sebuah indikator. Indikator itu sendiri adalah suatu zat petunjuk yang dapat membedakan larutan asam,basa dan netral.indikator inin juga digunakan untuk mengetahui berapa kira – kira pH suatu larutan. Indikator yang sering digunakan antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan brom timol biru. Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna jika ditambahkan larutan asam atau basa. Indikator ini biasanya dikenal sebagai indikator sintetis.
       Indikator asam basa adalah zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa dengan senyawa asam maupun basa.Sedangkan indicator alami memiliki pigmen warna sehingga ketika diekstraksi akan menghasilkan warna tertentu.warna inilah yang dapat menentukan sifat suatu zat dalam kondisi pH yang berbeda.Sifat asam dan basa dapat ditentukan dengan Indikator alami.Bahan – bahan alam yang berwarna seperti bunga kembang sepatu,kunyit, ,bunga karamunting,dll.
            
Gambar ( kiri ke kanan) a. Bunga kembang sepatu,b. kunyit c. bunga karamunting
       Bunga kembang sepatu yang digerus dengan sedikit air pada keadaan netral akan berwarna merah (coklat sedikit ungu jika kering),jika ditetesi larutan asam akan berwarna merah cerah , dan akan menjadi hijau apabila ditetesi larutan basa.
       Ekstrak kunyit yang dilarutkan dalam air pada keadaan netral akan berwarna kuning.Jika ditetesi larutan asam ,warna kuning tersebut akan berubah menjadi kuning cerah,sedangkan jika ditetesi larutan basa,warna kuning itu berubah kecoklatan.
       Bunga karamunting yang digerus dengan sedikit air pada keadaan netral akan berwarna ungu muda.jika ditetesi larutan asam warnanya berubah menjadi merah muda (pink) dan jika ditetesi larutan basa akan berwarna hijau kecoklatan.
       Untuk membuktikan sifat asam dan basa bias juga menggunakan pH universal,seperti berikut ini :
UJI NYALA
Uji nyala digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan ion logam dalam jumlah yang relatif kecil pada sebuah senyawa. Tidak semua ion logam menghasilkan warna nyala.
Untuk senyawa-senyawa Golongan 1, uji nyala biasanya merupakan cara yang paling mudah untuk mengidentifikasi logam mana yang terdapat dalam senyawa. Untuk logam-logam lain, demikian uji nyala bisa memberikan petunjuk bermanfaat seperti metode mana yang akan dipakai.
Warna-warna yang ada pada tabel berikut hanya merupakan panduan. Hampir setiap orang yang melakukan uji nyala berbeda dalam mengamati dan menjelaskan warna yang terjadi. Sebagai contoh, beberapa orang menggunakan kata "merah" beberapa kali untuk menunjukkan beberapa warna yang bisa sangat berbeda satu sama lain. Disamping itu, ada juga yang menggunakan kata seperti "merah padam" atau "merah tua" atau "merah gelap", tapi tidak semua orang mengetahui perbedaan antara kata-kata yang dipakai untuk menunjukkan warna ini.

kalau dengan kata-kata :
Li —  merah
Na  —  orange cemerlang terus menerus
K  —  ungu
Rb   —  merah (lembayung kemerah-merahan)
Cs  —  biru lembayung
Ca  —  orange-merah
Sr  —  merah
Ba  —  hijau pucat
Cu  —  biru-hijau (sering disertai percikan berwarna putih)
Pb  —  putih keabu-abuan
IV. Alat dan Bahan  :
a. Alat yang digunakan sebagai berikut :
NO
ALAT
UKURAN
JUMLAH
1
Kaleng
-
2 buah
2
Gelas kimia
250 ml
2 buah
3
Gelas kimia
100 ml
2 buah
4
Spatula
-
1 buah
5
Lumpang
Sedang
2 buah
6
Alu
Sedang
2 buah
7
Cawan Porselin
Sedang
1 buah
8
Kasa
15 x 15 cm
1 buah
9
Kaki Tiga
-
1 buah
10
Pembakar Spritus
-
1 buah
11
pH universal
-
2 buah
12
Pipet tetes
-
2 buah
13
Plat tetes
-
1 buah
14
Gelas kaca kecil/sloki
-
3 buah
b.. Bahan yang digunakan sebagai berikut:
NO
BAHAN
JUMLAH
1
Bunga Karamunting
12 kuntum
2
Kembang Sepatu
7 kuntum
3
Kunyit
1 ruas
4
Abu Kayu dan Abu Serbuk Kayu
200 ml
5
Kapur sirih
9 tetes
6
Cuka
9 tetes
7
Air Galon
9 tetes
8
Spritus
250 ml
9
fenolftalein
6 tetes
10
Kertas saring ( 8x 8 cm )
4 kertas
11
Lakmus biru dan merah
8 buah
12
Korek api
5 batang
V. Cara Kerja :
1.      Dibakar sampah organik ( serpihan kayu ) sampai menjadi abu
2.      Abu hasil pembakaran dimasukkan ke dalam wadah kaleng
3.      Abu dengan air dicampurkan dengan perbandingan 1:2
4.      Diendapkan larutan selama 1 malam
5.      Disaring filtrate degan endapannya, kemudian menguji dengan indicator alami seperti bunga karamunting,kembang sepatu,dan kunyit
6.      Diamati warna dan ditentukan sifat filtrate abu tersebut
7.      Sebagai perbandingan untuk menentukan sifat larutan,dapat dibuat dengan membuat larutan asam ( cuka ),larutan basa ( air kapur), dan larutan netral ( air galon).
8.      Filtrat yang masih tersisa kemudian diuapkan,jika terdapat endapan,lakukan uji nyala dengan cara membakar endapan,amati warna pembakaran.


VI. Hasil Pengamatan :
A.Tabel 1.1
NO
Perlakuan
Hasil Pengamatan
Warna awal
1
a. Air Abu Kayu
Warna kuning
b. Air Abu Serbuk Gergaji
Warna kecoklatan
c. Air Galon
Warna bening
d. Air Kapur
Warna putih
e. Air Cuka
Warna bening
f. Indikator bunga karamunting
Warna ungu muda
g. Indikator kaembang sepatu
Warna merah
f. Indikator kunyit
Warna kuning pekat
Perubahan warna
2
Air abu Kayu  + Indikator
Indikator ditetesi 3 tetes air abu kayu
a. bunga karamunting
Warna berubah menjadi hijau lumut
b. kembang sepatu
Warna berubah menjadi hijau lumut
c. kunyit
Warna berubah menjadi kecoklatan
3
Air abu serbuk gergaji + Indikator
Indikator ditetesi 3 tetes air abu serbuk gergaji
a. bunga karamunting
Warna berubah menjadi hijau kekuningan
b.kembang sepatu
Warna berubah menjadi hijau lumut
c. kunyit
Warna berubah menjadi kecoklatan
4
Air cuka + Indikator
Indikator ditetesi 3 tetes ar galon
a. bunga karamunting
Warna berubah menjadi merah muda (pink)
b. kembang sepatu
Warna berubah menjadi merah cerah
c. kunyit
Warna berubah menjadi kuning cerah
5
Air Kapur + indikator
Indikator ditetesi 3 tetes air kapur
a. bunga karamunting
Warna berubah menjadi hijau kecoklatan
b. kembang sepatu
Warna berubah menjadi hijau tua
c. kunyit
Warna Berubah menjadi kecoklatan
6
Air Galon + Indikator
Indikator ditetesi 3 tetes air galon
a. bunga karamunting
Warna berubah menjadi ungu muda
b. kembang sepatu
Warna berubah menjadi merah
C kunyit
Warna berubah menjadi kuning
B. Tabel 1.2 fenolftalein
No
Perlakuan dengan ditetesi fenolftalein
Hasil Pengamatan
1
Air abu kayu
Berubah warna dari kuning pucat  menjadi pink tua
2
Air abu serbuk gergaji
Berubah warna dari kecoklatan menjadi pink tua
3
Air cuka
Berubah warna dari bening menjadi bening
4
Air galon
Berubah warna dari bening menjadi bening
5
Air kapur
Berubah warna dari putih menjadi  merah tua
C.Tabel 1.3 pH universal
NO
Perlakuan  dengan pH universal
Hasil Pengamatan
1
Air abu kayu
pHnya menjadi 10
2
Air abu serbuk gergaji
pHnya menjadi  8
3
Air cuka
pHnya menjadi  3
4
Air galon
pHnya menjadi 7
5
Air kapur
pHnya menjadi 11


D. Tabel 1.4 Uji nyala
No
Perlakuan
Hasil pengamatn
1
Uji nyala endapan air abu kayu
-endapan berwarna kuning            -pada saat endapan dibakar nyala api spritus berubah warna:
a.       2menit pertama biru
b.      2menit kedua biru keunguan
c.       2menit ketiga kuning terang
d.      2 menit keempat orange merah
Saat dibakar diendapannya ada nyala warna merah dari endapan yang ada.
-setelah dibakar warna endapan berubah menjadi abu-abu
2
Uji nyala endapan air abu serbuk gergaji
-endapan berwarna kuning            -pada saat endapan dibakar nyala api spritus berubah warna:
a.       2menit pertama biru
b.      2menit kedua biru keunguan
c.       2menit ketiga kuning terang
d.      2 menit keempat orange merah
Saat dibakar diendapannya ada nyala warna merah dari endapan yang ada.
-setelah dibakar warna endapan berubah menjadi abu-abu
 
VII  Pembahasan dan analisis data :
Kebanyakannya suatu indikator asam-basa adalah zat warna dari empat golongan senyawa organik, ialah golongan ftalein, sulfoftalein, zat warna trifenilmetana dan zat warna azo. Zat-zat organik tersebut akan memunculkan warna ungu dalam suasana asam dan hijau pada suasana basa, namun terkadang bisa juga memunculkan warna merah dalam suasana asam dan hijau tua dalam suasana basa. Namun kepekaan mata manusia terhadap spektrum cahaya tidak sama diseluruh spektrum cahaya tampak, sehingga sering terjadi dalam suasana asam tidak terjadi perubahan warna dan dalam suasana basa muncul warna kuning pekat sampai warna hijau. Jadi, dari percobaan di atas dapat ditentukan:
a. Air abu kayu + indikator bunga karamunting → hijau lumut
            Dari spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa.
b. Air abu kayu + indicator kembang sepatu → hijau lumut
            Dari spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa.
c. Air abu kayu + indikator kunyit → kecoklatan
            Dari spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa.
d. Air abu serbuk gergaji kayu + indikator bunga karamunting → hijau kekuningan
            Dari spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi besifat basa.
e.  Air abu serbuk gergaju kayu + indikator kembang sepatu → hijau lumut
            Dari spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukam nahwa reaksi yang terjadi bersifat basa.
f. Air abu serbuk gergaji kayu + indikator kunyit → kecoklatan
     Dari spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa.
g. Air Cuka + Indikator bunga karamunting → merah muda
Dari spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat asam.
h. Air cuka + indikator kembang sepatu → merah cerah
            Dari spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat asam.
i. Air cuka + indikator kunyit → kuning cerah
Dari spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa
j.  Air kapur + indikator bunga karamunting → hijau kecoklatan
Dari spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa.
k. Air kapur + indikator kembang sepatu → hijau tua
Dari spektrum warna yang muncul maka dapat dientukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa.
l. Air kapur + indikator kunyit → kecoklatan
Dari spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa.
m. Air galon + indikator bunga karamunting → ungu muda
            Dari spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat netral.
n. Air galon + indikator kembang sepatu → merah pucat
     Dari spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat netral.
o. Air galon + indikator kunyit → kuning cerah
Dari spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat netral.
Agar lebih memastikan sifatnya maka digunakan fenolftalein dan pH universal sebagai perbandingan dari indikator alami yang telah diuji.
§   Perlakuan dengan fenolftalein
·         Air abu kayu + fenolftalein →
Dari spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa
·         Air abu serbuk gergaji kayu + fenolftalein →
Dari spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa
·         Air cuka + fenolftalein → bening
Dari spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat asam
·         Air kapur + fenolftalein →
Dari spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat basa
·         Air galon + fenolftalein →
Dari spektrum warna yang muncul maka dapat ditentukan bahwa reaksi yang terjadi bersifat netral
§  Perlakuan dengan pH universal
§  Air abu kayu + pH universal → pH 10
pH 10 menunjukkan bahwa air abu kayu bersifat basa
§  Air abu serbuk gergajian kayu + pH universal → pH 8
pH 8 menunjukkan bahwa air abu serbuk gergajian kayu bersifat basa
§  Air cuka + pH universal → pH 3
pH 3 menunjukkan bahwa air cuka bersifat asam
§  Air galon + pH universal → 7
pH      menunjukkan bahwa air galon bersifat netral
§  Air kapur + pH universal → 11
Uji Nyala
Pertama – tama sebelum diuji nyala ,filtrat( air abu ) yang masih tersisa kemudian diuapkan sampai filtratnya habis dan tersisa endapannya berwarna kuning keorangean,lalu endapannya di bakar diatas nyala api pembakar spritus.setelah diamati wana pembakaran berubah warna 2menit pertama biru,2menit kedua muncul warna ungu muda,2menit ketiga kuning terang ,2 menit keempat orange merah .setelah dibakar warna endapan berubah menjadi abu-abu. Dari warna pembakaran diatas dapat diketahui bahwa warna biru menunjukan bahwa warna nyala dari Cs  (sesium),warna ungu muda menunjukkan bahwa warna nyala dari K(kalium), warna kuning terus menunjukkan bahwa warna nyala dari Na ( natrium ),warna orange merah menunjukkan bahwa warna nyala Ca ( kalsium ). Dari unsur yang didapat pada warna nyala dapat diketahui bahwa unsur hara tanaman Cs,K, dan Na ialah golongan IA dan Ca golongan IIA atau alkali tanah.



VII Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
1.      Dari uji indikator,uji lakmus merah dan biru, fenolftalein, dan uji pH universal dapat diindentifikasi bahwa sifat air abu tanaman ( air abu kayu dan air abu serbuk gergajian kayu ) bersifat basa dengan pH air abu kayu 10 dan pH air abu serbuk gergajian kayu pHnya 8.          
2.      Dari uji nyala endapan dapat diindentifikasi bahwa unsur hara pada abu tanaman itu ialah Cs,K,Na, dan Ca. Unsur Cs , K, dan Na termasuk golongan IA dalam sistem periodi unsur (SPU)  dan unsur Ca termasuk golongan IIA atau alkali tanah.
B. Saran
1.        Dalam melakukan praktikum lebih teliti dalam membaca dan memahami cara kerja yang telah dilakukan.Agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum
2.        Dalam melakukan praktikum hendaknya praktikan terlebih dahulu mencari literatur materi dari judul praktikum.Agar tidak terjadi kesalahan dan mengakibatkan data yang diambil tidak sesuai dengan literatur.

IX DAFTAR PUSTAKA
     Achmad,hiskia,2001,Kimia larutan. PT Citra Aditya Bakti : Bandung
            Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep – Konsep Inti,Edisi ke-3,Jilid II,Erlangga ,Jakarta.
Petrucci, Ralph H, 1987,Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Moderen (Terjemahan:A seminar),Edisi ke – 4,jilid II,Erlangga.Jakarta.
Syukri,S,1999,Kimia Dasar Jilid II,ITB,Bandung.
19 oktober 2011)

http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_kayu (Browser pada tanggal 19 oktober 2011)

http://nasruli.wordpress.com/indikator-asam-basa/ (Browser pada tanggal 19 oktober 2011)

http://catatankimia.com/catatan/uji-warna-nyala.html (Browser pada tanggal 19 oktober 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar